FESTIVAL TAMAN KOTA
Taman Kampus
Palembang, Jl. POM IX
Minggu, 30 Maret 2014
Pukul 14.00 – 21.00 WIB
Hidup bersama harus dijaga
Hidup yang layak harus dibela
-Rendra-
Deru
mesin pembangunan semakin garang menggusur ruang-ruang publik.
Palembang pernah punya ruang publik yang representatif untuk warga kota
dan kawasan sekitarnya. Ruang itu dulu ada di sepanjang jalan POM IX
atau bilangan Kampus. Di sana pernah berdiri taman budaya, perpustakaan,
panggung pertunjukan seni, arena olah raga, serta lokasi rekreasi. Kini
ruang publik itu telah berubah jadi ruang niaga berupa mal dan
ruko-ruko.
Ruang-ruang publik kota Palembang
berubah jadi ruang-ruang privat tempat transaksi ekonomi, bukan
interaksi sosial yang bersifat saling berbagi untuk memperkaya batin
serta mempertebal solidaritas. Jikalau pemerintah membangun ruang-ruang
baru untuk seni dan rekreasi, perihal aksesibilitas justru menjadi
persoalan. Pembangunan ruang-ruang baru itu menjadi bukti yang
mempertegas fenomena peminggiran seni-budaya ke pojok-pojok kota.
Pemerintah daerah memang juga membuka ruang-ruang baru untuk
interaksi sosial. Namun di sini dapat diajukan kritik bahwa telah
terjadi komersialisasi ruang-ruang publik. Ruang-ruang publik yang
semestinya terbuka dan cuma-cuma untuk aktivitas sosial, seni, dan
budaya justru beralih rupa menjadi ruang niaga baru karena
pemanfaatannya lebih diprioritaskan untuk ajang promosi produk-produk
niaga. Komersialisasi itu didukung politik perizinan yang terbuka lebar
dan mempermudah permohonan izin aktivitas ekonomi, namun menyempit dan
sulit untuk aktivitas sosial, seni, dan budaya.
Beranjak
dari persoalan-persoalan tersebut di atas, anak-anak muda kota
Palembang yang aktif di berbagai komunitas bermaksud mengembalikan
fungsi ruang-ruang publik sebagai arena interaksi sosial, nihil
intervensi kepentingan bisnis, serta mengajak untuk menyemarakkan
ruang-ruang publik dengan aktivitas-aktivitas seni-budaya. Karena
sebetulnya itulah hakikat ruang publik: sebagai ruang bersama untuk
memperkuat rasa kebersamaan warga.
Festival Taman Kota ini akan disemarakkan dengan beragam menu acara, yakni: Pameran Junk Art; Pameran karya disain grafis, kolase, dan foto; Pameran zine atau terbitan alternatif; Galeri, diskusi, serta jamstrip komik; Pemutaran film pendek; Panggung sastra; Pementasan teater, monolog, dan pantomim berjudul “Kotak Bersuara”; Pentas musik akustik. Acara ini dapat diakses publik secara cuma-cuma. Selain itu, jejaring komunitas ini juga menyediakan lapak baca, makanan dan minuman, serta buku puisi dan zine yang semua bersifat gratis.