![]() |
oleh : Moehammad Setiawan |
“Your Body is
Battleground” menjadi phrase
paling memorable untuk saya personal
mengawali perkenalan dengan karya grafis hitam-putih, berbingkai merah, dengan
tulisan tebal ditengah. Saya tak tau itu dari siapa, malah lebih diingat jika
itu berasal dari kawan saya sendiri yang menjadikan karya itu jadi thumbnail
tulisannya.
Selanjutnya saya baru tahu jika Barbara Kruger jadi biang
dibalik poster itu. Yang jika ditelusuri selanjutnya karyanya memang
berkarakter kuat, hampir punya benang merah jelas dari satu karya ke karya
lainnya, selanjutnya lagi saya baru ketahui jika font yang dia gunakan adalah Futura. Cukup jauh selang waktu dari
perkenalan pertama sebenarnya.
Entah kenapa, bertahun terakhir begitu nyaman dengan “Euphemia” ketika menulis artikel, di
Ms. Word. Ketika pindah ke Photoshop, selalu terbayang beberapa font
handwritten ketika bertemu title, typelogo semisal. “Lobster” ketika klien meminta desainnya agak retro, “Trajan” pada sertifikat, “Nexa” atau mungkin “Museo” ketika klien lebih condong agak meminta lebih flat dan
modern, “Arial”? Jangan tanya, Arial Black selalu menjadi jawaban untuk
yang memang selalu meminta “ndak usah terlalu rame, yang simple saja” pada brainstorm awal, atau malah jika mereka
cukup berumur. Tak kelewatan “Myriad Pro”
selain memang official font salahsatu Bank BUMN utama, Keluarga Besar Myriad Pro selalu bisa menempatkan posisinya
pada setiap desain. Dan terakhir tidak bisa tidak entah bagaimana font “Crass” begitu punk untuk hal terkait
akannya. Semenjak memang desain grafis
adalah bagian dari medium komunikasi, memilih jenis font tak juga bisa
disepelehkan, salahsatu yang utama akan menentukan message dimaksud akan sampai atau malah tidak, dari komunikator ke
komunikan.
Lupa bertemu Futura itu kenapa dan bagaimananya, mengetahui
selanjutnya jika Futura juga adalah keluarga besar, Medium dan Book-nya memang
pas untuk text, Bold mungkin subjudul, dan Extra Bold-nya tak pernah memberi
keraguan ketika butuh headline ataupun kata itu menjadi memang benar-benar
terlihat, jelas dan spotlight.
Futura adalah Geometric
Sans-Serif dibuat tahun 1924 oleh desainer German, Paul Renner. Douglass
Thomas, seorang perancang, sejarawan dan asisten profesor desain grafis di
Universitas Brigham Young mengatakan Renner ingin merancang tipografi khusus
untuk industri, menghilangkan semua ornamen. Menggabungkan elemen klasik Romawi
dengan geometri sederhana: lingkaran, segitiga dan persegi. “Dia mencoba
menjawab banyak pertanyaan yang sama seperti orang sezamannya di Bauhaus,
seperti Josef Albers dan Herbet Bayer yang juga membuat tipografi eksprimental
berdasarkan geometri.” tambah Thomas.
Stephanie Exkardt, reporter W Magazine mendatangi Coleman
Skatepark, sehari setelah instalasi Barbara Kruger berjudul “Untitled (Skate)” dipasang. Landon,
salahsatu anak usia 15 Tahun yang sering disana bilang tak pernah tau Kruger,
tapi berkata jika itu tulisan-tulisan yang sekarang menempel di ramp dan
berbagai sudut skatepark mereka itu begitu familiar, ketika ditanya apakah itu
mengingatkannya ke Supreme, “Yah, tapi aku tak mau berkata itu” jawabnya
sedikit malu.
Ini satu dari dua projek Barbara Kruger di bulan yang sama
yang berhubungan dengan apparel skate. Projek kedua sebuah performance art dan
pameran, menampilkan berbagai produk tentu dengan permainan kata ala Kruger.
Kedua selalu dikaitkan akan sikap Kruger pada Supreme. Kruger mengkonfirmasi
dengan tegas menolak itu jika dibilang sebagai sikap dia terhadap Supreme.
Semenjak mulai berdiri dan meraup berekspansi biliunan
dollar tahun 1994, Supreme memang dengan jelas merekonsktruksi karakter Kruger
: Futura Font warna putih dengan background merah. Kruger tak mempermasalahkan
ini, selain “Supreme Bitch” yang
sempat begitu mengesalkan, sampai Supreme mengganti format desainnya.
Tapi tentu Kruger juga tak sepenuhnya menolak ketika
projek-projek terakhiran ini selalu dikaitkan dengan itu, menantang balik
Supreme Kruger bilang : “What a
ridiculous clusterfuck of totally uncool jokers. I make my work about this kind
of sadly foolish farce. I’m waiting for all of them to sue me for copyright
infringement.”
Supreme bukan yang pertama menggunakan Futura sebenarnya,
akhir tahuan 80an dan masuk ke 90an, Futura pernah diboikot sebagai typeface
yang terlalu banyak digunakan sepanjang sejarah periklanan. Nike dan Absolut
Vodka sedikit dari yang terbesar. Sebelum akhirnya Barbara Kruger, Jenny Holzer
dan the Guerrilla Girls merekonstruksi image ini ke ranah propaganda melawan
kapitalisme.
Tak ada alasan lain selain Culture Jaming: menggunakan
bahasa yang sama dengan periklanan konsumerisme dan kapitalisme untuk
mengiklankan balik kritik terhadapnya. Kruger berangkat penuh dari sini,
menggunakan image yang sama untuk menyerang balik, dalam tema besar
konsumerisme, kapitalisme dan patriarki melalui gambar hitam-putih, berbingkai
merah, tulisan Bold berkotak merah di tengah. Kruger punya gayanya sendiri yang
tak bisa dilewatkan begitu saja.
Kadang memang Desain Grafis dan Karya Visual dalam turunan
ilmu komunikasi lebih bisa digunakan sebagai medium propaganda art, setidaknya
propaganda art kebanyakan yang ada dan konkrit selalu lebih condong ke sana
dibanding ke sayap seni murni. Menggabungkan font, typeface dan visual berupa
photo atau karya gambar lain kadang memang jauh lebih lantang. Kruger membuktikannya.